FENOMENA-FENOMENA DALAM IFRS
IFRS
merupakan hal yang cukup asing bagi sebagian masyarakat. Apakah IFRS
itu? Fenomena apa sajakah yang terjadi pada IFRS? Disini saya akan
mencoba menjelaskan secara singkat mengenai IFRS beserta fenomena yang
terjadi. IFRS merupakan kependekan dari International Financial Reporting Standards, merupakan
Standar, Interpretasi dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan (dengan tidak adanya Standar atau Interpretasi) yang
diadopsi oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB).
Banyak
standar membentuk bagian dari IFRS dikenal dengan nama lama dari
Standar Akuntansi Internasional (IAS). IAS yang diterbitkan antara tahun
1973 dan 2001 oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional Committee
(IASC). Pada tahun 2000 Badan Anggota IASC menyetujui restrukturisasi
IASC dan sebuah IASC baru Konstitusi. Pada bulan Maret 2001, IASC Bagian
Pembina diaktifkan B IASC Konstitusi baru dan mendirikan perusahaan
nirlaba Delaware, bernama Komite Standar Akuntansi Internasional
Foundation, untuk mengawasi IASB. Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru
mengambil alih dari IASC tanggung jawab untuk menetapkan Standar
Akuntansi Internasional. Selama pertemuan pertama Dewan baru diadopsi
IAS dan SICs. IASB terus mengembangkan standar memanggil standar IFRS
baru.
Standar Pelaporan Keuangan Internasional terdiri dari:
1. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) - standar yang dikeluarkan setelah tahun 2001
2. Standar Akuntansi Internasional (IAS) - standar yang dikeluarkan sebelum 2001
3. Interpretasi berasal dari Pelaporan Keuangan Internasional Komite Interpretasi (IFRIC)
yang diterbitkan setelah tahun 2001
4. Interpretasi Standing Committee (SIC) - yang diterbitkan sebelum 2001
Indonesia akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012 nanti,.
Dengan
mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK
tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan
berdasarkan IFRS. Namun, perubahan tersebut tentu saja akan memberikan
efek di berbagai bidang, terutama dari segi pendidikan dan bisnis.
IFRS
merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh
International Accounting Standar Board (IASB). Standar Akuntansi
Internasional disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan
Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC),
Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi
Internasional (IFAC).
International
Accounting Standar Board (IASB) yang dahulu bernama International
Accounting Standar Committee (IASC), merupakan lembaga independen untuk
menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan
dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas
tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999).
Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi 5 tingkat:
1. Full Adoption
Suatu negara mengadopsi seluruh produk IFRS dan menerjemahkan IFRS word by word ke dalam bahasa yang negara tersebut gunakan.
2. Adopted
Mengadopsi seluruh IFRS namun disesuaikan dengan kondisi di negara tersebut.
3. Piecemeal
Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu nomor standar tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.
4. Referenced
Sebagai
referensi, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu
dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat
standar.
5. Not adopted at all
Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS
Pada
tahun 2009, Indonesia belum mewajibkan perusahaanperusahaan listed di
BEI menggunakan IFRS, melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi
keuangan nasional atau PSAK. Namun pada tahun 2010 bagi perusahaan yang
memenuhi syarat, adopsi IFRS sangat dianjurkan. Sedangkan pada tahun
2012, Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif
SAK dan DSAK merencanakan akan menerapkan standar akuntansi yang
mendekati konvergensi penuh kepada IFRS.
Kebutuhan
Indonesia untuk turut serta melakukan program konvergensi tampaknya
sudah menjadi keharusan jika kita tidak ingin tertinggal. Sehingga,
dalam perkembangan penyusunan standar akuntansi di Indonesia oleh DSAK
tidak dapat terlepas dari perkembangan penyusunan standar akuntansi
internasional yang dilakukan oleh IASB. Standar akuntansi keuangan
nasional saat ini sedang dalam proses secara bertahap menuju konvergensi
secara penuh dengan IFRS yang dikeluarkan oleh IASB. Adapun posisi IFRS
yang sudah diadopsi hingga saat ini dan akan diadopsi pada tahun 2010.
Indonesia
harus mengadopsi IFRS untuk memudahkan perusahaanasing yang akan
menjual saham di negara ini atau sebaliknya. Namundemikian, untuk
mengadopsi standar internasional itu bukan perkara mudahkarena
memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal(Immanuela,
2009).Membahas tentang IFRS saat ini lembaga-lembaga yang aktif
dalamusaha harmonisasi standar akuntansi ini antara lain adalah IASC(International Accounting Standar Committee), Perserikatan Bangsa-Bangsadan OECD (Organization for Economic Cooperation and Development).Beberapa
pihak yang diuntungkan dengan adanya harmonisasi ini
adalahperusahaan-perusahaan multinasional, kantor akuntan internasional,
organisasiperdagangan, serta IOSCO (International Organization of Securities Commissions).
Iqbal,
Melcher dan Elmallah (1997:18, dalam Sadjiarto 1999)mendefinisikan
akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksiantar negara,
pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yangberlainan
dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatuperusahaan
mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah pada
saatmendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor.
IFRSadalah standar yang dapat digunakan perusahaan multinasional untuk
menjembatani perbedaan-perbedaan antar negara, dalam perdagangan global.
Banyak
pro dan kontra dalam penerapan standar internasional, namun seiring
waktu, standar internasional telah bergerak maju, dan menekan
negaranegarayang kontra. Contoh : komisi pasar modal Amerika Serikat
(AS) yangbernama SEC, tidak menerima IFRS sebagai dasar pelaporan
keuangan yangdiserahkan perusahaan-perusahaan yang mencatatkan saham
pada bursa efekAS, namun SEC berada dalam tekanan yang makin meningkat
untukmembuat pasar modal AS lebih dapat diakses oleh para pembuat
laporan non-AS. SEC telah menyatakan dukungan atas tujuan IASB
untukmengembangkan standar akuntansi yang digunakan dalam laporan
keuanganyang digunakan dalam penawaran lintas batas.
Sumber :